Rohul release
Saintloco - Satoe
“Satoe” menjadi single kedua yang diperkenalkan Saintloco setelah sukses memperkenalkan single perdana mereka, “Tentang Kita” di album “Momentum.” Menurut para personil band yang beranggotakan Iwan Hoediarto (gitar), Gilbert (bas), Nyonk Webster (drum), Beery Manoch (rap-vokal), Joe Tirta (sounds maker-vokal), “Satoe” sengaja dipasang sebagai jagoan kedua mereka karena lagu ini cukup mewakili warna Saintloco. “Satoe” dipilih dari beberpa lagu yang dianggap kuat dalam album “Momentum”.
Judul lagu ini terbilang uniuk untuk . Dengan menggunakan ejaan lama pada judul lagu tersebut, mereka berharap menghadirkan kembali kebersamaan yang pernah dibina dan dipertahankan. Hal ini bisa dilihat secara luas, dan khususnya pada band mereka. Setiap orang diciptakan berbeda-beda. Namun dari keragaman itulah sebuah kekuatan bisa diciptakan.
“Kita jangan melihat keragaman sebagai sebuah perbedaan. Itu justru justru bisa menjadi kekuatan bila disatukan,” ungkap Joe, vokalis band itu.
Lirik single Satoe” pada dasarnya bercerita tentang perbedaan dan keragaman Indonesia. Hal yang seharusnya menjadi sebuah kekuatan itu, justru tercerai berai karena keegoan. Kondisi ini, diakui oara personil Saintloco, sangat membuat miris hati. Untuk itulah mereka coba menyentil persoalan klasik ini dalam beberapa lagu mereka di album “Momentum” ini. Namun, secara musikalitas, di lagu ini banyak terjadi eksplorasi. Contohnya, intro di awal dan tengah lagu, ketukan biramanya disajikan secara tidak lazim. Namun demikian, konsep tersebut masih berada di jalur Saintloco.
“Lagu ini menjadi begitu menarik ketika Joe menggabungkan voakal merdunya dengan teknik scream. Jadilah lagu ini dengan karakternya yang sangat kuat,” kata Nyonk, drummer Saintloco.
Saintloco dibentuk tahun 2002, dengan formasi awal, Joe & Beery (vokalis), Gilbert (bassist), Iwan (gitaris), Nyong Webster (drum) dan Tius (DJ). Pada Formasi awal ini, Saint Loco sukses menghasilkan 2 buah album bertajuk “Rock Upon A Time” dan “Vision For Transition”. Namun ditengah perjalanan, Saint Loco mendapatkan berbagai cobaan. Ini dimulai ketika drummer mereka Nyong Webster, mengalami kecelakaan pada akhir tahun 2007. Nyong Webster dengan sangat terpaksa harus mengundurkan diri di awal tahun 2008. Hal tersebut membuat Saint Loco sedikit tertatih dalam perjalanan kariernya ini.
Pertengahan tahun 2008, Saint Loco mendapat kesempatan berkolaborasi dalam projek band-band se-Asia Tenggara yang menamakan dirinya Project E.A.R (East Asian Revolution). Projek ini menelurkan single "Marabahaya" dan "South East A". Tidak lama setelah itu, Saint Loco masih sempat merilis single "Santai Saja". Menandai kembalinya Nyong Webster ke Saint Loco di awal Oktober 2010, band ini seperti mendapat darah baru. Saint Loco kemudian memutuskan untuk mengikat kerja sama dengan NAGASWARA sebagai label yang membawahi mereka melanjutkan perjalanan kariernya dengan Nyonk Webster yang kembali bergabung di awal bulan Oktober 2010, dan juga bergabung dengan Big Indie NAGASWARA sebagai rekan kerja mereka yang baru dalam industri musik Indonesia. Album perdana mereka di NAGASWARA bertajuk “Momentum” yang dirlis setahun lalu.
Judul lagu ini terbilang uniuk untuk . Dengan menggunakan ejaan lama pada judul lagu tersebut, mereka berharap menghadirkan kembali kebersamaan yang pernah dibina dan dipertahankan. Hal ini bisa dilihat secara luas, dan khususnya pada band mereka. Setiap orang diciptakan berbeda-beda. Namun dari keragaman itulah sebuah kekuatan bisa diciptakan.
“Kita jangan melihat keragaman sebagai sebuah perbedaan. Itu justru justru bisa menjadi kekuatan bila disatukan,” ungkap Joe, vokalis band itu.
Lirik single Satoe” pada dasarnya bercerita tentang perbedaan dan keragaman Indonesia. Hal yang seharusnya menjadi sebuah kekuatan itu, justru tercerai berai karena keegoan. Kondisi ini, diakui oara personil Saintloco, sangat membuat miris hati. Untuk itulah mereka coba menyentil persoalan klasik ini dalam beberapa lagu mereka di album “Momentum” ini. Namun, secara musikalitas, di lagu ini banyak terjadi eksplorasi. Contohnya, intro di awal dan tengah lagu, ketukan biramanya disajikan secara tidak lazim. Namun demikian, konsep tersebut masih berada di jalur Saintloco.
“Lagu ini menjadi begitu menarik ketika Joe menggabungkan voakal merdunya dengan teknik scream. Jadilah lagu ini dengan karakternya yang sangat kuat,” kata Nyonk, drummer Saintloco.
Saintloco dibentuk tahun 2002, dengan formasi awal, Joe & Beery (vokalis), Gilbert (bassist), Iwan (gitaris), Nyong Webster (drum) dan Tius (DJ). Pada Formasi awal ini, Saint Loco sukses menghasilkan 2 buah album bertajuk “Rock Upon A Time” dan “Vision For Transition”. Namun ditengah perjalanan, Saint Loco mendapatkan berbagai cobaan. Ini dimulai ketika drummer mereka Nyong Webster, mengalami kecelakaan pada akhir tahun 2007. Nyong Webster dengan sangat terpaksa harus mengundurkan diri di awal tahun 2008. Hal tersebut membuat Saint Loco sedikit tertatih dalam perjalanan kariernya ini.
Pertengahan tahun 2008, Saint Loco mendapat kesempatan berkolaborasi dalam projek band-band se-Asia Tenggara yang menamakan dirinya Project E.A.R (East Asian Revolution). Projek ini menelurkan single "Marabahaya" dan "South East A". Tidak lama setelah itu, Saint Loco masih sempat merilis single "Santai Saja". Menandai kembalinya Nyong Webster ke Saint Loco di awal Oktober 2010, band ini seperti mendapat darah baru. Saint Loco kemudian memutuskan untuk mengikat kerja sama dengan NAGASWARA sebagai label yang membawahi mereka melanjutkan perjalanan kariernya dengan Nyonk Webster yang kembali bergabung di awal bulan Oktober 2010, dan juga bergabung dengan Big Indie NAGASWARA sebagai rekan kerja mereka yang baru dalam industri musik Indonesia. Album perdana mereka di NAGASWARA bertajuk “Momentum” yang dirlis setahun lalu.
0 komentar:
Posting Komentar